Mary adalah seorang remaja yang tidak cantik. Tidak seperti teman-temannya yang kaya, Mary hanyalah anak seorang petani miskin. Ia tidak pernah memiliki baju bagus. Tidak ada yang mau berteman dengannya.
Mary merasa hidupnya tidak berarti. Ia sering menangis saat pulang sekolah. Saat itu, sang Ibu akan memeluk dan berusaha menenangkan Mary.
Suatu hari, Mary tidak tahan dengan ulah jahil teman-temannya. Ia berlari meninggalkan kelas sambil menangis. Ia berlari kesebuah taman di depan laboratorium bahasa. Disana, ada sebuah pohon rindang dan air mancur kecil.
“Sudahlah, jangan menangis lagi...”
Sebuah suara lembut terdengar. Mary terkejut dan melihat sekeliling. Ada peri kecil terbang di depannya.
“Siapa kamu?” tanya Mary.
“Aku adalah peri pelindungmu. Apa yang kamu inginkan? Katakan kepadaku. Aku akan mengabulkan tiga permintaanmu,” ucap peri itu.
Mary langsung menyeka air matanya dan merasa bersemangat. “Aku ingin menjadi kaya. Aku ingin menjadi pintar. Dan aku ingin menjadi cantik.
“Baiklah. Akan aku kabulkan. Tapi, ingat pesanku, setelah mendapatkan semuanya, kamu tidak boleh sombong dan selalulah rendah hati. Semua sihirnya akan lenyap jika kamu mencaci orang lain,” ucap si Peri.
“Iya. Aku berjanji,” ucap Mary. Peri pelindung segera mengayunkan tongkatnya. Mary langsung berubah menjadi seorang perempuan yang cantik, pintar dan semua baju yang melekat di tubuhnya menjadi baru.
“Nanti saat pulang, kamu akan terkejut melihat rumahmu dan orang tuamu sudah kaya,” kata Peri pelindung.
“Terima kasih, Ibu Peri,” kata Mary bersemangat lalu segera pulang. Ia mendapati rumahnya menjadi besar dan indah.
Kini, Mary tidak pernah mendapat cemoohan dari temannya lagi. Ia mendapatkan teman yang sangat banyak. Namun, dengan semua kelebihan yang dimilikinya, ia perlahan berubah menjadi anak yang sombong. Ia tidak mau lagi berteman dengan orang-orang tidak mampu.
Suatu hari, Lolo gendut, teman Mary, tanpa sengaja menjatuhkan makanannya dan mengenai baju Mary. Mary langsung marah dan kesal. Dengan sombongnya, ia menghardik Lolo. “Lihat, bajuku kotor gara-gara makanan kamu! Sekarang lap bajuku!”
Seketika itu juga, Mary berubah. Ia kembali menjadi Mary yang dulu. Pakaiannya, wajahnya, bahkan semua uangnya hilang. Mary segera sadar akan kesalahannya. Ia menangis, memanggil-manggil Peri pelindung. Namun, Peri pelindung tidak pernah datang lagi kepadanya.
Nasihat :Kita tidak boleh terlena dengan apa yang diberikan kepada kita. Bersikaplah rendah hati dengan apa yang kamu miliki.