Pada zaman dahulu, ada sebuah istana yang berdiri kokoh. Istana ini dipimpin oleh seorang Raja bernama Sulaiman. Ia memiliki seorang anak yang gagah dan tampan bernama Pangeran Laru.
Sang Raja sangat menyayangi Pangeran Laru. Ia selalu memberikan apa yang diminta oleh Pangeran Laru. Suatu hari, Pangeran Laru meminta kepada Raja untuk diberikan emas dan kekayaan. Ia juga ingin menjadi Raja.
Namun, karena usia sang Pangeran masih tujuh belas tahun, sang Raja menolah permintaan tersebut. Ia berjanji akan memberikan semua harta dan tahta saat Pangeran laru berusia dua puluh.
Tahun berganti dengan cepat. Usia Pangeran Laru pun sudah dua puluh. Raja sangat senang dan menepati janjinya. Kini, Pangeran Laru pun resmi diangkat menjadi Raja. Sebelum Pangeran memimpin, ada satu hal yang dikatakan Raja Sulaiman.
“Ada satu pantangan yang tidak boleh kau langgar. Janganlah kamu memakai cincin yang terletak di atas mejaku. Jika kau langgar, kau akan menerima akibatnya,” kata Raja Sulaiman.
Tiga bulan setelah Pangeran Laru memimpin, kerajaan mengalami kemunduran. Pangeran Laru kurang tegas dalam memimpin. Ia juga sering menghabiskan uang hanya untuk membeli barang-barang mahal yang tidak berguna. Ayahnya selalu menasihatinya, tapi selalu diabaikan.
Suatu malam, Pangeran Laru tak bisa tidur. Ia keluar dari kamar dan berjalan-jalan disekeliling istana. Ia lalu berhenti ketika melihat ada sinar yang sangat terang berasal dari meja ayahnya. Karena penasaran, ia membuka pintu ruangan ayahnya dan masuk ke ruangan. Tidak ada orang disana.
Betapa kagumnya ia ketika melihat sebuah cincin di atas meja bersinar dengan terangnya. Cincin itu berwarna emas kekuningan dan ada permata di tengahnya.
“Benar-benar mengagumkan. Begitu cantik. Aku ingin memakainya. Kenapa Ayah selama ini menyembunyikannya dariku?” ucap Pangeran Laru.
Dengan penuh semangat, sangan Pangeran memasukkan cincin itu ke jari manisnya. Namun, tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi. Tubuh Pangeran Laru menyusut dan kulitnya tiba-tiba dipenuhi dengan sisik ular berwarna keemasan. Ia berubah menjadi seekor ular yang dipenuhi dengan sisik emas. Pangeran Laru menangis dan menyesali perbuatannya.
Nasihat :
Dengarlah nasihat dan perkataan orang tua baik-baik. Kita harus menepati janji yang telah diucapkan.