Disuatu rumah, hiduplah tiga orang putri. Namanya adalah putri Siti, putri Ranum, dan putri Aisyah. Putri Siti dan putri Ranum adalah putri yang cerewet dan suka mengatur. Mereka adalah kakak-kakak dari putri Aisyah.




Putri Aisyah adalah yang terkecil. Setiap hari, pekerjaannya membereskan rumah. Mulai mencuci, memasak, menggosok, menyapu, dan mengepel, semua dikerjakan putri Aisyah.

“Aisyah cepat cucikan bajuku ini. Sore ini bajuku harus kering karena akan kupakai untuk makan malam bersama temanku,” kata putri Siti.
“Bajuku yang ini juga tolong cucikan, ya. Aku mau memakainya untuk pergi malam ini.” Putri Ranum menimpal.

“Baiklah,” kata Putri Aisyah. Ia pun pergi ke sungai untuk mencuci baju. Disaat sedang mencuci, tiba-tiba seekor buaya mendekat. Ia pun terkejut dan ketakutan.

“Jangan takut, putri Aisyah. Aku tidak akan menyakitimu,” kata si Buaya.
“Siapa kau?” tanya putri Aisyah gemetaran.
“Aku adalah buaya penghuni sungai ini. Aku tahu bagaimana kau diperlakukan oleh kedua kakakmu selama ini. Aku ingin membantumu,” kata si Buaya itu.

Mendengar itu, putri Aisyah tidak takut lagi.
“Ambillah ini. Setiap mereka menyuruhmu melakukan pekerjaan rumah, tiuplah kerang ini. Seorang peri akan ke luar dari karang itu. Peri itu akan membantumu melakukan semua pekerjaan itu,” kata Buaya.

“Terima kasih atas kebaikanmu, Buaya,” kata putri Aisyah. Setelah menerima kerang itu, ia pulang. Disana, kedua kakaknya sudah menunggu dengan wajah masam.

“Kenapa lama sekali?” tanya putri Siti.
“Maaf, Kak.”  Putri Aisyah hanya bisa meminya maaf.
“sudah cepat, gosokan baju dan cucikan piring kotor!” perintah putri Siti.
Putri Aisyah pun pergi ke dapur. Ia mengambil kerang dari sakunya, lalu ditiup. Keluarlah seorang peri yang sangat cantik.

“Apa yang bisa kulakukan untukmu?” kata peri itu. Putri Aisyah terkejut, namun sangat senang.
“Bantulah aku menyelesaikan ini semua,” kata putri Aisyah.

“Tidak usah khawatir. Aku akan menyelesaikannya,” kata peri itu, lalu mengayunkan tongkatnya. Semua piring berubah menjadi bersih. Baju kusut juga dengan cepat terlipat dan tergosok sendiri. Putri Aisyah tersenyum puas.

“Terima kasih, Peri.” Kata putri Aisyah.
Tak lupa, sang peri juga menyadarkan kedua kakaknya. Kedua kakaknya pun sadar akan kesalahannya selama ini. Mereka segera minta maaf kepada putri Aisyah.

Nasihat :Jika bisa dikerjakan sendiri, kerjakan. Hasilnya tentu akan lebih memuaskan karena dikerjakan sendiri.