Pada suatu hari ada seorang laki-laki yang miskin dan ia hanya berprofesi sebagai tukang semir sepatu. Tetapi walau pun ia miskin, ia sangat rajin beribadah. Seperti kebanyakan orang-orang, ia juga sangat bermimpi agar bisa naik haji suatu hari nanti.


Dari hari ke hari, bulan ke bulan , tahun ke tahun, ia rajin mengumpulkan uang hasil semir sepatunya demi harapan suatu saat ia bisa naik haji. uang yang di kumpulkannya tidak pernah mencukupi untuk ongkos naik haji. Namun karena ia sabar, pad akhirnya tabungan untuk naik hajinya pun sudah cukup.

Melihat tabungannya sudah mencukupi untuk naik haji, ia sangat bergembira. Namun, tiba-tiba ia kaget karena tetangganya sedang sakit parah dan memerlukan banyak biaya untuk berobat.

Si tukang semir pun mengunjungi tetangganya yang sedang sakit tersebut yang juga miskin. terdengar tetangganya merintih kesakitan karena sakit yang di deritanya. Karena merasa kasihan, situkang semir pun memberikan semua tabungan hajinya untuk tetangganya berobat.

Si tukang semir memang batal naik haji, tetapi di dalam hatinya ia senang karena bisa memberikan harapan dan ketenangan kepada tetangganya yang sedang ditimpa musibah dan membutuhkan biaya untuk berobatnya.


Seperti biasanya setelah ia gagal naik haji. Si tukang semir kembali melakukan pekerjaan sehari-harinya seperti biasanya.

Dan sementara itu, dikampung sebelah. terdengar ada beberapa saudagar kaya yang berangkat naik haji. Pada suatu ketika di Padang Arafah, sebagian jamaah haji tertidur pulas. dan sang saudagar kaya pun ikut tertidur pulas ditengah-tengah keramaian.

Dalam tidurnya, Sang saudagar bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bertanya. Ia bertanya "Wahai Nabi Muhammad, siapakah diantara kami yang diterima hajinya oleh Allah SWT tahun ini?"
Nabi Muhammad menyebutkan nama si Tukang Semir sepatu.

Sang saudagar pun terkejut dan kembali ia bertanya, "Wahai Nabi Muhammad, siapa dia, dan berasal dari mana?"
"Dia hamba Allah dari kampung tetanggami,".Saudagar kaya itu tidak percaya, mana mungkin ada seorang yang naik haji dari kampung itu. Karena ia tahu kalau penduduk di kampung itu penduduknya miskin, Bahkan dari penghasilan penduduk kampung itu tidak lah mungkin mencukupi untuk ongkos naik haji.
Tiba-tiba ia terbangun dari tidur pulasnya.

Singkat cerita,
Setelah pulang dari naik haji sang saudagar kaya mencari nama orang yang di sebutkan oleh Nabi Muhammad dalam mimpinya. Dan setelah bertemu dengan orang yang ia cari ternyata ia hanyalah seorang Tukang Semir yang Miskin.

Sang saudagar pun bertanya kepada si tukang semir sepatu, "Apakah tahun ini kamu naik haji? Dalam mimpi aku bertemu dengan Nabi Muhammad dan berkata tentang nama mu?"

"Aku belum pernah pergi naik haji. Tetapi, barangkali niat, kerja keras, dan tekad ku untuk membantu tetangga ku, sehingga Nabi Muhammad menyebut ku sebagai seorang haji yang mabrur." Jawab si tukang Semir sepatu dengan merendah.

Pesan Moral

Hikmah Yang kita dapat dari si tukang semir. Walau pun hidupnya miskin, akan tetapi dia rela berkorban untuk tetangganya yang sedang membutuhkan