Dahulu sebelum Siput memiliki cangkang sendiri, ia hidup dan tinggal di sarang burung. Ia merasa nyaman tinggal disana karena dedaunan pohon menutupi tubuhnya dari basah saat hujan dan dari panas saat siang. Namun, ketika musim gugur tiba, daun-daun itu berjatuhan dan layu. Saat hujan dan panas tidak ada lagi yang melindungi tubuhnya.
Siput akhirnya mencari tempat tinggal yang lain. Ia melihat sebuah lubang di pohon dan memutuskan untuk tinggal disana. Ia merasa lebih aman karena tidak akan terkena hujan maupun panas.
Suatu ketika, burung pelatuk datang dan mematuk-matuk pohon. Burung itu membuat suara ribut sehingga Siput tidak bisa tidur.
Akhirnya, Siput tidak betah tinggal disana dan mencari tempat tinggal lain. Ia tinggal dibalik batu yang besar. Saat hujan deras turun, air tanah tidak bisa menampungnya dan batupun terbenam dengan air dan lumpur. Siput lalu pindah lagi. Ia berjalan jauh dan menemukan sebuah pantai. Ia melihat karang besar yang terdampar di pinggir pantai. Ia pergi kesana.
“Mungkin ini tempat tinggal yang cocok untukku,” gumam Siput. Ia pun tidur disana. Namun, saat malam, badai besar datang dan menghantam pinggiran pantai. Karang itupun terkena air dan tubuh Siput basa. Ia memilih untuk pergi dan pindah dari sana.
Akhirnya, Siput melihat sebuah cangkang tak jauh dari pinggir pantai. Ia menggelungkan tubuhnya ke cangkang itu dan merasa sangat nyaman. Ia bisa menyembunyikan tubuhnya dibalik cangkang itu. Ia merasa aman dan nyaman disana. Itulah asal mula rumah siput.
Nasihat :Teruslah berusaha untuk mendapatkan keinginan yang dituju. Berusahalah sekuat tenaga untuk meraih keinginanmu.