Di dalam dapur, terlihat bertumpuk piring plastik dan sebuah piring kaca. Mereka terdengar berbicara satu sama lain. Piring plastik pun memulai pmbicaraan.

“Hai, Piring kaca. Sungguh berartinya dirimu. Kau selalu disimpan di lemari dan hanya digunakan saat pesta dan perayaan. Sementara, aku selalu digunakan setiap hari dan sering  dibanting-banting. Aku juga selalu dicuci setiap hari hingga tubuhku menipis dan warnaku pudar,” kata Piring Plastik.



Piring kaca pun tersenyum dan menjawab dengan mudah. “Aku mendapatkan perlakuan spesial karena aku dibentuk dan ditempa dengan proses yang keras, dengan api yang sangat panas, aku menjadi seperti ini sekarang karena perjuanganku melewati semua itu. Itulah sebabnya aku berharga dimata manusia.”
Piring Plastik segera sadar atas kesalahannya. Ia pun meminta maaf kepada Piring Kaca.

Nasihat :
Kita menjadi berharga dan berarti tergantung bagaimana kita melewati proses dan perjuangan hidup.