Seekor burung gereja terlihat mengumpulkan biji-bijian dari hutan. Seekor Monyet mentertawakan perbuatan mereka yang mengumpulkan biji-bijian.




“Untuk apa kau mengambil biji-bijian? Bukankah disini banyak buah yang bisa kau makan? Pantas saja tubuhmu kurus dan kecil, karena hanya memakan biji-bijian itu,” kata Monyet. Burung Geraja hanya diam. Ia terbang meninggalkan si Monyet sambil membawa biji-bijian yang dikumpulkannya.

Suatu hari, terjadi banjir besar di hutan. Semua pohon tumbang dan tidak ada yang berbuah. Banyak hewan yang kelaparan dan melarikan diri ke bukit yang lebih tinggi. Begitu juga si Monyet. Di bukit ia bertemu dengan Burung Gereja. 

“Hai, Burung Gereja, kau mempunyai sayap dan bisa terbang. Tolong lihat dari atas dimana ada tempat yang ada buah-buahannya. Aku kelaparan dan tidak ada pohon buah lagi disni,” kata si Monyet.

“Ikuti aku,” kata Burung Gereja. Si Monyet mengikutinya. Akhirnya, mereka sampai di tempat Burung Gereja. Si Monyet kagum dan takjub melihat ada banyak sekali pohon buah disana, mulai mangga, apel, pisang, stroberi, anggur, dan lainnya. 

“Aku mengumpulkan biji-bijian dari hutan dan kutanam disini. Supaya aku tidak kehabisan makanan saat terjadi banjir seperti ini,” kata Burung Gereja. Monyet pun kagum dan meminta maaf telah mengejeknya.

Nasihat :Sedia payung sebelum hujan. Alangkah baiknya jika berpikir panjang dan mempersiapkan diri dengan matang untuk menghadapi masa depan.